handling complaint
TUGAS MANAGEMENT
HANDLING COMPLAIN
DISUSUN OLEH:
NOVITA PRISTYAWATI
12.321.043
SEMESTER VII / A
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN
CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2015
HANDLING COMPLAINT
1.
Pengertian Complaint
Keluhan merupakan ungkapan publik yang bisa timbul
karena adanya ketidakpuasan publik atas suatu produk atau pelayanan (Hirscman,
1970). Keluhan sering dipandang sebagai hal buruk bagi kehidupan organisasi,
sehingga banyak pihak berusaha menutupi atau mengabaikannya. Padahal keluhan
menjadi peringatan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas organisasi. Bahkan
dengan kemampuan mengelola dan merespon keluhan dapat menjadi kunci
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan, bahkan dapat meningkatkan keuntungan (Suryadi, 2008:51).
Jadi, secara umum complaint atau keluhan adalah ekspresi yang timbul akibat adanya
perbedaan antara persepi (apa yang dilihat) dan ekspektasi (apa yang
diharapkan) pelanggan. Ekspresi/wujud ketidakpuasan yang membutuhkan tanggapan.
Hirschman mengungkapkan tiga bentuk respon yang dapat
dilakukan masyarakat atas pelayanan yang mengecewakan, yaitu (Hirscman,
1970:39) :
a. Exit, dilakukan ketika masyarakat tidak
puas pada pelayanan dengan mencari alternatif pelayanan dari organisasi lain
b. Voice, dilakukan melalui keluhan pada
birokrasi pelayanan
c. Loyalty, merupakan bentuk kesetiaan
terhadap birokrasi yang melakukan pelayanan, meskipun mempunyai pilihan untuk
exit, namun lebih memilih voice untuk mengungkapkan kekecewaan kemudian tetap
loyal pada organisasi meskipun mempunyai rasa kecewa.
2.
Jenis-jenis complaint
a. Komplain
yang didasarkan karena kebutuhan informasi biasanya tidakakan menimbulkan
resestensi antara pihak yang dikomplain. Ketika informasi yang dibutuhkan
diperoleh, dan komplainan puas, maka status komplain biasanya selesai.
b. Komplain
yang didasarkan pada keinginan melakukan upaya perbaikan atau penyampaian ide
atau gagasan mengenai fasilitas dan pelayanan karyawan. Komplain jenis ini
lebih bersifat konstruktif, karena biasanya diikuti dengan usulan dan saran
perbaikan. Jenis komplain ini sudah sering dimanfaatkan secara baik oleh
pelanggan.
c. Komplain
dikarenakan pelanggaran aturan main. Jenis komplain ini disebabkan karena
adanya pelanggaran seringkali menimbulkan ketegangan hubungan antara pihak yang
komplain dan yang dikomplain, karena biasanya penyelesaiannya bersifat bersifat
memaksa. Dari segi waktu, penyelesaian komplain jenis ini memakan waktu lebih
lama, karena pada proses penanganannya seringkali dibarengi dengan keharusan
melakukan perbaikan baik bersifat prosedur, teknis. Bahkan terkadang diikuti
dengan pengembalian sejumlah dana, atau penjatuhan sanksi, baik administratif
maupun sanksi hukum
3. Strategi
Ketika menghadapi pelanggan yang complain, jangan
emosional, jangan marah, jangan dibantah ataupun didebat, jangan berkelit atu
berdalih, tetapi terimalah saja dan dengarkanlah baik-baik. Dalam complain
handling dikenal istilah “do the right
thing in second chance” . Setiap penyedia jasa yang terbaik sekalipun pasti
pernah melakukan kegagalan service (service
failure ). Namun penyedia jasa terbaik akan memanfaatkan kegagalan service
sebagai kesempatan untuk meningkatkan loyalitas customer dengan melakukan
service recovery yang tepat. Untuk itu beberapa tips dibawah ini dapat menjadi
pedoman penanganan sebuah komplain yang efektif bagi rumah sakit ataupun
penyedia jasa lainnya.
a. Selalu
peka dan bertindak dengan cepat. Kesabaran pasien terbatas. Pasien akan
mengekspresikan ketidakpuasannya dengan cara lain yang tidak menguntungkan bagi
rumah sakit apabila dirasakan penanganan keluhan dirasakan lambat.
b. Meminta
maaf. Terkadang komplain yang terlihat rumit dapat selesai hanya dengan sebuah
permintaan maaf yang tulus. Terlepas dari apakah komplain pasien berdasar atau
tidak, meminta maaf atas pengalaman yang dirasakan oleh pasien seringkali
efektif dalam memberikan efek positif serta meredakan kemarahan pasien.
c. Berempati.
hal ini penting sebagai awal untuk membangun kepercayaan antara kedua pihak.
d. Jangan
Defensif. Kebanyakan penyedia jasa dalam menghadapi komplain sejak awal sudah
bertindak defensif serta berargumentasi sekan - akan kesalahan tidak mungkin
dilakukan oleh pihak penyedia jasa. Hal ini tentu saja bukan penanganan
komplain yang diinginkan oleh pasien.
e. Jelaskan
langkah - langkah penyelesaian komplain dan berikan timeframe. Kebanyakan
komplain yang terjadi di rumah sakit membutuhkan investigasi yang lebih
mendalam. Sampaikan rencana penyelesaian masalah berikut perkiraaan waktu yang
dibutuhkan kepada pasien.
f. Beritahu
pasien setiap perkembangan penanganan komplainnya. Pasien tidak akan suka
dibiarkan menunggu dalam ketidakpastian. Untuk itu pastikan pasien mendapatkan
informasi terkait perkembangan penanganan komplainnnya
g. Gunakan
pendekatan problem solving dalam penyelesaian komplain.
h. Pertimbangkan
kompensasi.
i.
Memberikan kompensasi sebagai bagian dari
strategi service recovery terhadap pasien yang telah merasa dirugikan baik
waktu maupun biaya. Pendekatan kompensasi juga untuk mereduksi risiko pasien
melakukan upaya hukum atau upaya lain yang berpotensi membahayakan image rumah
sakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Hirschman, A.O.
1970. Exit, Voice, and Loyalty: Responses
toDecline in Firms, Organisation and States. Harvard University Press,
Cambridge, MA.
Prawirosentono,
Suryadi. 2008 . Kebijakan Kinerja
Karyawan. Yogyakarta: BPFE
trimakasih infonya..
BalasHapus